Senin, 16 Januari 2012

Berburu Sunset dan Debur Ombak di Pantai Pulau Dewata

Berbungkus Suasana Magis Nan Romantis
Bali. Siapa yang tak kenal destinasi wisata ini?  Tak sedikit lirik lagu yang ditorehkan berkisah tentang indah dan romantisnya suasana di Pulau Dewata itu, kala menanti sunset (matahari terbenam) di Pantai Kuta. “Di Pasir Putih Kau Genggam Erat Tanganku Menatap Mentari Yang Tenggelam…… di Kuta Bali kau peluk erat tubuhku, di Kuta Bali cinta kita.”  Itulah sepenggal lagu Andre Hehanusa yang berkisah tentang cinta dan Kuta.

Sunset di Pantai Kuta
Rasanya belum lengkap menginjakkan kaki di pulau seribu Pura ini, bila tak menyambangi sunset (matahari terbenam) di Pantai Kuta. Ribuan wisatawan asing dan lokal pun tumpah ruah di sepanjang Pantai Kuta. Ada yang memilih berjemur, ada pula yang bermain air laut seraya menantikan sang matahari tergelincir ke dalam dekapan laut yang mulai beranjak malam.  Saya yang berlibur bersama keluarga Arif, salah seorang pengusaha di Palangka Raya dengan beberapa teman; Ami, Ita, Aan, Eci, Topan ditemani pria asal Bali--Agus  pun tak ketinggalan menikmati deburan ombak di Pantai Kuta sekaligus mengabadikan momen-momen cantik, lewat jepretan jemari Agus, fotografer lepas sekaligus karib keluarga Arif. 

Malam Romantis di Tepi KU DE TA
Rasa lelah setelah terbang dari Palangka Raya, transit  Surabaya, kemudian ke Denpasar pun bagai luruh terhapus  saat desau terpaan gelombang laut memecah pantai di tepian KU DE TA. Ya, malam itu juga kami memilih menikmati tepi pantai sambil memandangi pucuk-pucuk ombak laut yang telihat berkilat memantulkan cahaya berkilauan bulan pucat di langit di sebuah restoran tepi pantai yang sengaja ditulis dengan huruf besar terpisah.  Jarak restoran dengan tempat kami menginap di Villa Jack Seminyak, berjarak tempuh tak terlalu jauh. Hanya sekitar 15 menit dengan  kendaraan roda empat.  

Kursi yang disediakan sangat hommy (nuansa rumahan), kursi kayu panjang, dilengkapi bantal-bantal penyangga. Hingga memudahkan tamu yang kepengen leyeh-leyeh (berbaring santai) menikmati sapuan angin laut, suara debur ombak, dan alunan music tekno yang dimainkan discjockey (DJ) dengan suara tak begitu keras. Benar-benar terasa romantis saat bercengkerama bersama teman-teman, sambil memandang kerlip lampu-lampu meja dari lilin-lilin apung dalam wadah gelas.  Menyisakan memori manis.

Rock Bar, Ayana Resort Hotel
Hari berikutnya, kami berburu sunset di Rock Bar yang jadi bagian dari Ayana Resort Hotel, Jimbaran. Keistimewaan bar yang berdiri di atas batu karang ini adalah untuk mencapainya kita harus rela antre menggunakan cable train (kereta kabel). Soalnya sekali jalan hanya bisa mengangkut 5 penumpang, jarak tempuhnya sekitar 100 meter dari atas menuju ke arah permukaan laut. Panorama sunset yang tersaji di arah laut lepas Samudra Hindia benar-benar mampu menggetarkan hati, saat bulatan matahari yang  terlihat kuning-orange membara perlahan-lahan lenyap, seakan tenggelam ke dalam laut.  Momen magis ini hanya bisa dinikmati sekitar 5 menit paling lama, tak lebih. Benar-benar membius.

Klapa, New Kuta Beach
Berikutnya, kami memilih berburu sunset sekaligus berenang di kolam renang Klapa New Kuta Beach, Pecatu Indah Resort. Namun sebelum sunset kembali menampakkan pesonanya, kami para kaum Hawa memilih berenang di laut lebih dulu sebelum masuk ke kolam renang. Laut dengan hamparan pasir putih dan panorama tebing yang membentenginya sungguh sangat indah. Klapa bisa dikatakan istimewa, karena dibangun di atas tebing yang menghadap ke laut. Hingga mata pun bebas lepas menjelajah kebiruan air laut, dan kekokohan dinding karang di sekitarnya. Untuk menjaga keamanan para pengunjung resort yang bermain di laut lebih dulu sebelum berenang, setiap orang mendapatkan stiker untuk dilekatkan di tangan seperti gelang. Stiker ini takkan hancur terkena air.  Hingga petugas tahu mana tamu resort dan bukan, sekalipun sama-sama menikmati deburan ombak laut. (vivin)

BIDADARI - Bidadari dari Palangka Raya yang sedang menikmati turunnya senja di  Rock Bar, Ayana Resort Hotel


Catatan: Tulisan sudah terbit di Kalteng Pos, Minggu, 23 Oktober 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar