Senin, 16 Januari 2012

Singapura, Kota Belanja yang Menggoda

Perjalanan jurnalistik. Inilah yang membawa penulis beberapa waktu lalu bertandang ke negeri tetangga Singapura. Sebuah negara yang terus memposisikan dirinya sebagai salah satu kawasan wisata di Asia Tenggara. Bahkan mengklaim dirinya sebagai destini (tujuan) kota belanja yang menggoda dengan berbagai diskon barang-barang kelas dunia. Bukan rahasia pula kalau sosialita Indonesia kerap berburu barang diskon kelas dunia di kawasan belanja ini. Apalagi kalau bukan Orchard Road Singapore, surga belanja di Kota Merlion (ikon kota Singapura berbentuk kepala singa berbadan ikan).

Momen perjalanan jurnalistik ini pula yang memberi kesempatan pada penulis untuk merekam kawasan-kawasan  wisata terkenal, pemikat hati para pelancong.

Merlion, Sebuah Lambang Selamat Datang
Ikon wisata negara ini adalah patung berkepala singa berbadan ikan yang berdiri tegak di atas gelombang, dan dikenal dengan nama Merlion. Lambang inipun dikenal sebagai ungkapan bahwa Singapura siap menerima siapa saja yang dtang berkunjung. Merlion yang mengeluarkan air ‘terjun’ dari mulutnya ini berdiri di Merlion Park dan berdiri di depan One Fullerton (penyeberangan di depan jalan Fullerton/Fullerton Road). Lokasi ini merupakan tempat favorit para pelancong. Bahkan informasinya, lokasi di sekitar tempat ini sering dijadikan lokasi pemotretan para model. Termasuk lokasi favorit foto pra wedding bagi calon pasangan pengantin.
Karena berdiri di tepian sungai besar dan disebut Singapore River udara pun terasa sejuk, apalagi matahari selama penulis ada di Singapore sekitar bulan Maret tidak begitu menyengat.
Sangat nyaman untuk keliling berjalan kaki menikmati panorama futuristik bangunan bergaya moderen yang terlihat jelas di seberang sungai dipadu dengan bangunan bergaya lama yang masih berada di sekitar lokasi. Masih di dekat Merlion, terlihat pula restoran berbentuk kapal disangga tiga bangunan terpisah di bawahnya.
Pengelola wisata setempat juga menyediakan semacam kapal pesiar kecil yang terbuka dan sengaja diarahkan ke bawah patung berukuran 8,6 meter hingga hujan air pun menerpa para pelancong dan kadang membuat mereka menjerit-jerit sambil tertawa gembira karena terpaan air yang mengucur deras dari mulut singa. Tak pelak penulis pun tertawa melihat polah para pelancong yang memilih menghindari terpaan air tersebut ke bagian belakang kapal.
Masih di dekat Merlion ada sebuah ikon lain yakni semacam prasasti dengan tulisan di atasnya YourSingapore.com. Ternyata ini adalah website yang berisi alamat wisata serta perangkat pendukungnya, seperti hotel, restoran dan destinasi pelancongan lainnya di negara tersebut.


Pulau Sentosa (Sentosa Island)
Tujuan ‘wajib’ lain yang perlu didatangi adalah Pulau Sentosa, sebuah dunia fantasinya Singapura. Letaknya di sebuah pulau kecil, untuk mencapai kesana ada beberapa cara, yang pertama adalah naik cable car (kalau di Ancol, Jakarta namanya Gondola sama seperti di Pulau Kumala, Samarinda, Kalimantan Timur).  Dari udara, kita bisa melihat kapal-kapal besar yang sedang berlabuh, karena letak cable car di Harbour Front Center, pelabuhan Singapura. Bagi yang tidak terbiasa, mungkin sedikit ngeri saat melayang di udara.
Penulis sempat mendengar isu tiap tahun luas Pulau Sentosa makin bertambah karena mengimpor pasir dari Riau, Indonesia. Walau ada sedikit rasa kesal karena sentimen kenegaraan, penulis pun tetap menikmati sajian utama di kawasan hiburan tersebut.  Ada beberapa wahana yang disajikan di pulau, diantaranya; Fort Siloso, Pantai,  Merlion Walk, Sky Tower, Waterworld, Dolphin Lagoon, Butterfly Park, Images of Singapore, Flying Trapeze,  Luge & Skyride dan Insect Kingdom. Nah yang paling menarik menurut penulis adalah pertunjukan laser.
        
Song of The Sea Show
Dari semua wahana yang ada di Pulau Sentosa, bagi penulis inilah rasanya yang paling menarik. Mampu membawa imajinasi proses membangunkan putri cantik di tengah warna-warni lautan laser yang memukau. 

Song Of The Sea Show ini bercerita tentang seorang pemuda bersuara merdu bernama Li. Bersama dengan teman-temannya (para nelayan), mereka bernyanyi dalam usaha untuk membangunkan Putri Ami yang terkena kutukan. Pertunjukkannya yang didukung oleh teknologi tinggi ini menyajikan permainan air, efek cahaya dari sinar laser dan juga kembang api.  

Pertunjukkan ini berlangsung selama 1 jam. Hanya ada 2 pertunjukan setiap harinya yaitu pukul 19.40 dan 20.40 waktu setempat. Yang tak kalah menarik, sebagai pembuka ‘para nelayan’ ini pun menyanyi lagu dengan berbagai bahasa, seperti Inggris, China, Melayu. Salah satunya lagu “rasa sayang sayange” yang sempat diklaim sebagai lagunya Malaysia. Luarbiasa permainan lasernya. Backdrop (katar belakang) pertunjukan berbentuk seperti perumahan nelayan yang didirikan di pinggir pantai. Begitu laser dimainkan keindahan teknologi itu bisa dikatakan sangat memukau. Ada laser berbentuk ikan yang berenang di air, kuda laut, sampai monster. Berkali-kali decakan kagum terdengar dari bibir penonton. Seruan kaget juga terlontar saat api menyembur dari wadah-wadah yang sudah disediakan ditingkahi efek suara mengerikan layaknya api yang menderu-deru dan menyambar-nyambar, ditambah bau terbakar di udara dan jilatan udara panas yang menerpa kulit.  Tiket masuk ke sini sekitar S$10.00 (kurs rupiah sekitar Rp 6.900).

Pusat Perbelanjaan Pecinan (Chinatown Point)
Daerah ini merupakan pusat segala barang-barang yang memiliki ciri khas budaya Cina. Mulai dari baju khas Cina untuk wanita yang biasa disebut cheongsam hingga toko obat. Selain itu juga ada banyak pedagang kaki lima yang menjual bermacam-macam barang, mulai dari souvenir yang murah, camilan/jajanan sehari-hari dan masih banyak barang unik lainnya.
Di salah satu ujungnya, temukan Chinatown Point, untuk pakaian dengan harga murah dan perabotan rumah tangga. Di pedagang kaki lima juga dijual kelapa muda berukuran kecil hanya sekitar tiga kepalan tangan digabungkan jadi satu. Harganya sekitar S$2.00 (Rp13.800).
Sajian kelapa ini terlihat unik karena berbeda dengan yang biasa disajikan di Indonesia umumnya. Kulit luar kelapa sudah bersih terkupas, hanya ada bagian dalam kulitnya sebelum tempurung kelapa yangmembungkus air dan daging buah kelapa. Sehingga memudahkan bila diminum di tempat.
Cuma untuk ukuran uang rupiah suvenir dari batu giok harganya lumayan. Misalnya harga gantungan kunci dari batu giok berukuran sekitar 3 cm, dihargai  S$8.00 (sekitar Rp55.200). (viv)  



Foto: Vivin
IKON - Salah satu sudut di kawasan Merlion yang menjadi salah satu ikon Singapura.
(Tulisan ini sudah terbit di Kalteng Pos) 




Tips
Ada beberapa hal yang perlu diketahui:
  •  Upayakan selalu tertib dalam antrean, terutama di keimigrasian. Jika tidak, petugas imigrasi tak segan-segan mengusir Anda. Bagi pria sebaiknya mencukur cambang. Karena bila tidak, siap-siaplah ditanya cukup lama di keimigrasian.  
  • Jangan sesekali meludah, makan permen karet, makan di kendaraan umum, merokok disembarang tempat atau membuang sampah di jalan. Jika ketahuan dendanya sangat mahal. Namun jika Anda tak sengaja, tunjukkan paspor pada petugas, maka biasanya akan diberi peringatan saja.
  • Money changer (penukaran uang) mudah ditemui diberbagai pusat perbelanjaan atau tempat wisata. Jadi tak perlu khawatir. Dalam 1 tahun terakhir ini  S$1.00 kursnya Rp6.900.
  • Jika tidak bersama rombongan tour, transportasi lebih mudah dan murah naik bus atau MRT gunakan kartu STP atau EZ Link.
  • Dari Indonesia ada biro-biro perjalanan murah yang siap melayani minimal 3 orang pelancong. Selain harga biro perjalanan, biasanya pelancong memberi tip untuk tour guide-nya.
  • Jangan tersinggung dengan pola penyajian makan di restoran, karena pramusaji biasanya menyorongkan tangan kiri untuk melayani tamu. Bagi mereka kiri dan kanan sama fungsinya.
  • Lebih baik gunakan kartu telepon seluler setempat, karena lebih murah untuk berkomunikasi ke Indonesia. Kartu perdana mudah didapat di pusat-pusat perbelanjaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar