Selasa, 05 Juni 2012

April Mop dan BBM


Oleh: VIVIN GUSTA
April Mop? Apa itu? Mungkin kata-kata ini kurang familiar bagi kalangan dewasa. Atau malah kata-kata ini sama sekali tak dianggap. Bila diterjemahkan secara bebas April Mop yang jatuh pada setiap 1 April, adalah hari dimana kita boleh berlaku iseng, seiseng-isengnya terhadap orang lain. Orang yang menjadi korban keisengan pun tidak boleh marah.   Malah ia pun punya kesempatan membalas perbuatan iseng tersebut, dengan keisengan yang sama. Dengan catatan pembalasan ini tak boleh lebih dari pukul 00.00 waktu setempat. Alias tidak boleh memasuki tanggal 2 April.

Nah, terkait dengan kebijakan pembatasan BBM (bahan bakar minyak) bersubsidi, dimana pemerintah dan DPR RI membatasi (efisiensi) penggunaan BBM dan menaikkan harga, utamanya premium per 1 April mendatang bagi sebagian kalangan ‘orang pintar’ dianggap hanya April Mop. Alasannya,   opsi pembatasan jelas bukan opsi yang masuk akal dan harus dihilangkan karena dapat menimbulkan efek distorsi ekonomi ke masyarakat yang cukup besar.

Lalu kedua, opsi kenaikan justru sudah dikunci di UU APBN 2012 dan secara normatif itu menjadi hal yang tidak mungkin untuk dilakukan, kecuali pemerintah dan DPR RI mereview APBN dan kemudian menggunakan opsi kenaikan. Namun terlepas itu hanya sekedar April Mop atau benar-benar direalisasikan, kenyataannya saat ini sudah terjadi kepanikan di tengah masyarakat.

Bahkan dari berbagai media terekam aksi-aksi yang dilakukan warga untuk menolak rencana kenaikan tersebut.  Mulai dari unjuk rasa biasa hingga aksi kubur diri seperti yang dilakukan warga di Kampung Setu, RT 04/01, Desa Prigi mekar, Kecamatan Ciseeng Kabupaten Bogor, beberapa hari lalu.

Lalu bagaimana dengan kondisi Kalteng sendiri pasca rencana kenaikan ini terpublikasi? Ternyata ini sudah menjadi ancaman nyata. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah melalui media ini sebelumnya menyebut, berdasarkan hasil olah data menyebut inflasi kemungkinan besar terjadi. Ini dipicu kenaikan harga premium dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.000 ribu. Ditambah lagi dengan rencana kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) serta elpiji.

Malah aparat kepolisian di sejumlah daerah di Kalteng mengaku sudah mendapat perintah untuk berjaga-jaga di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), agar tak terjadi penimbunan BBM. Sebab, yang dikhawatirkan masyarakat adalah para spekulan (pelangsir) menimbun BBM mulai saat ini, dan menjualnya dengan harga tinggi pada 2 April mendatang.

Lalu bagaimana dengna sikap kita? Apakah kita ikut-ikutan menganggap itu hanya April Mop atau memilih ikut panik dan menimbun premium. Ya, semuanya kembali berpulang ke pribadi kita masing-masing. Mungkin, sikap yang paling bijak adalah menunggu sembari memperhitungkan segala sesuatu. Sebab, kepanikan pun tidak akan mampu menyelesaikan masalah. Kalau itu memang sudah kebijakan pemerintah dengan berbagai pertimbangan, mau tak mau kita harus mengikutinya. Yang paling penting lebih baik menjaga sikap kita untuk tetap berpikir logis dan tidak mudah panik, hingga bisa berpikir jernih. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari, esok mempunyai kesusahannya sendiri. Toh, setelah datang malam pagi selalu menjelang. (*) 

Catatan: Tulisan sudah terbit di Kalteng Pos, Maret 2012  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar