Rabu, 06 Juni 2012

Tanjung Puting Ditawarkan ke Malaysia


PALANGKA RAYA
  - Kawasan ekowisata di Tanjung Puting, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) telah ditawarkan menjadi tujuan utama ekowisata dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) ke Malaysia dan Negara lain. 

Obyek wisata andalan provinsi ini yang dikenal dengan keindahan alam serta habitat satwa langka orang utan  ditawarkan ke luarnegeri  bersama Taman Nasional Danau Sentarum, Kalimantan Barat.

Turis asing paling banyak mengunjungi Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) sampai 1.600 orang per tahun, sedangkan wisatawan Nusantara hanya sekitar 30 orang per tahun. Target  tahun 2009 kunjungan turis asing bisa mencapai 2.000 sampai 3.000 orang.

“Pemerintah terus berupaya mengembangkan ekowisata yang jadi andalan di provinsi ini, sekarang tinggal masyarakat mau ikut berupaya atau tidak,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalteng Sadar Ardi. Sebab, keterlibatan masyarakat dalam mengembangkan potensi pariwisata punya peranan cukup besar sebagai  sarana dan prasarana pendukung.

Apalagi  standar minimal yang perlu disediakan di lokasi wisata antara lain adanya rumah tinggal sementara yang bersih, ketersediaan air minum, serta adanya tempat mandi, cuci, dan kakus (MCK). Ini bisa dilakukan oleh masyarakat.

Dikatakannya, potensi ekowisata ini sangat besar karena mengutamakan sisi petualangan. Turis-turis asing umumnya tertantang untuk bertualang atau menjelajah daerah yang masih alami. Turis kadang tidak perlu penginapan, tetapi cukup semacam tempat singgah yang menyediakan fasilitas air bersih dan MCK. Fasilitas itu sebagian sudah ada di wilayah Pangkalan Bun terutama di pesisir pantai.

Secara umum, jumlah kunjungan wisatawan baik asing maupun lokal ke Kalteng, dalam beberapa tahun terakhir terus meningkat meski masih kurang dari target yang ditetapkan. Selain itu, pemprov tahun ini menyelesaikan pembangunan satu unit kapal wisata susur sungai (river cruise) untuk mendukung pengembangan ekowisata di wilayah itu.

Kapal wisata yang belum diberi nama itu dibangun meniru konsep kapal wisata Rahai'i Pangun milik dua ekspatriat dua ekspatriat asal Inggris, Lorna Dowson Collins dan Gaye Thawsin, yang didesain oleh warga Prancis dengan konsultan asal Surabaya.

“Saat ini kami belum menentukan lokasi penempatan kapal wisata berkonstruksi kayu itu,” sebutnya kendati ada dua pilihan ekowisata di Kalteng, yakni  susur di sekitar Kota Palangka Raya atau susur sungai di TNTP. (viv)
Catatan: Tulisan sudah terbit di Kalteng Pos, Desember 2009 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar