Biasa Mandiri dan Cuci Baju Sendiri
Kondisi jalan yang kurang bagus dan jauhnya lokasi Ujian Nasional (UN) membuat Kepala Sekolah SDN 1 Petuk Katimpun Berlin SPd memutar otak. Setelah berembuk dengan orangtua murid, akhirnya diputuskan ke-11 murid yang ikut UN diinapkan di rumah Maria, salah seorang staf guru di Jalan Muda Karya. Lebih dekat dengan SD Katolik (SDK) Santa Maria Jalan Tjilik Riwut Km 5,5, tempat berlangsungnya UN bagi sekolah yang tercatat di Gugus X.
SEVENTIN G – Palangka Raya
Keseriusan terpancar di wajah-wajah murid SD yang tengah menghadapi soal ujian dan lembar jawaban komputer (LJK). Begitu pula gambaran yang terlukis di wajah 11 siswa SDN 1 Petuk Katimpun. Baju seragam putih merah yang dikenakan pun terlihat rapi. Tidak nampak kesan, jika murid-murid ini mengikuti ujian tanpa diantar orang tuanya. Sebab demi mengikuti ujian, mereka harus rela menginap di rumah Maria, salah seorang guru di sekolahnya. Otomatis, kebutuhan mereka selama 4 hari pun harus bisa ditangani sendiri. Satu hari dipergunakan orientasi lokasi ujian. Mulai dari mencuci baju hingga membantu Maria menyiapkan makanan.
“Anak-anak itu sudah terbiasa mengurusi dirinya sendiri, dan membantu orantua mereka sejak kecil. Jadi kalau cuma mencuci baju dan menyiapkan makanan, itu sudah pekerjaan sehari-hari di rumah. Rata-rata orangtua mereka nelayan,” kata Berlin, Rabu (14/5).
Kendati tanpa didampingi orangtua, justru ada keuntungan tersendiri bagi anak-anak ini. Sebab, guru tempat mereka menumpang malah jadi pembimbing belajar saat mereka menyiapkan diri menghadapi ujian. Orantua pun kerap menjenguk sambil membawakan menu favorit anaknya.
Untuk memudahkan berangkat ke sekolah, dari Jalan Muda Karya, Berlin pun memilih mencarter taksi kota sekitar Rp 30 ribu PP (pulang pergi). Anggaran ini disiapkan dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Termasuk uang jajan dan makan mereka selama ujian. Tiap anak dijatah Rp 10 ribu per hari.
Dana BOS juga dipergunakan Kepala Sekolah SDN II Petuk Katimpun Usman Simanjuntak untuk mengangkut anak didiknya, dari Jalan Petuk Katimpun. Begitu pula Kepala Sekolah SDN III Petuk Katimpun Iber Linson memilih menggunakan dana BOS untuk mencarter taksi kota, mengantar jemput anak didiknya dari Jalan Tjilik Riwut Km 11.
Menurut Kepala Sekolah SDK Santa Maria SFD Yohana Sinaga, pihaknya memang hanya menyediakan fasilitas ruang kelas bagi sekolah-sekolah yang bergabung di Gugus X. mengingat sekolah yang dipimpinnya adalah Gugus Inti. Demi pelaksanaan ujian, kelas 1 – 5 SD pun diliburkan selama 3 hari.
“Tapi anak-anak tetap diberi pekerjaan rumah. Jadi tetap ada aktivitas belajar selama libur UN,” jelas kepala sekolah yang biasa disapa suster ini (*)
Catatan; Berita telah terbit di kalteng Pos, April 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar