Rabu, 26 Desember 2012

Daging Ternak Masih Kurang 363 Ton


PALANGKA RAYA – Di penghujung tahun 2012 ini ternyata kebutuhan daging ternak masih belum bisa dipenuhi. Kendati komoditi peternakan menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan, namun tahun ini diprediksikan masih kekurangan daging 363 ton atau sebanyak 2.500 ekor ternak. Dengan rata-rata ternak 145 Kg. 
 
“Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, kebutuhan daging selama ini pasokannya dipenuhi dari daerah lain. Kekurangan ini sekaligus sebagai peluang bagi pengusaha ternak,  yang apabila dilakukan secara intensif dilakukan dapat meningkatkan perekonominan masyarakat Kalteng,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalteng Ir Tute Lelo MMA, saat membuka Rapat Koordinasi Perencanaan dan Rapat Evaluasi dengan Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2012 di Hotel Luwansa, Selasa (18/12).  

Secara terpisah, Tute menyebut, Distanak telah melakukan berbagai hal sepanjang tahun 2011 seperti penyelamatan sapi betina produktif, optimalisasi inseminasi buatan (IB)  dan intesifikasi kawin alam (INKA), serta penanganan gangguan reproduksi, dengan tujuan meningkatkan jumlah kelahiran anak sapi.
Terkait peningkatan produksi sapi, terangnya, berdasarkan Program Swasembada Daging Sapi (PSDS) yang telah dicanangkan Dinas Pertanian dan Perternakan Pusat pada tahun 2014 diharapkan swasemda daging dapat tercapai di Indonesia. 

Untuk membantu mewujudkan target tersebut maka Distanak Kalteng melakukan berbagai upaya berupa pengalokasian dana yang bersumber dari APBD untuk pengembangan sektor peternakan. Mulai dari bantuan pengadaan bibit ternak sapi sebanyak 280 ekor dan pengadaan pejantan pamacek untuk mengoptimalisasi INKA sebanyak 53 ekor. 

Secara umum, terang Tute, pada tahun 2012 ada beberapa kegiatan strategis yang telah dialokasi sepeti PM2L, PUAP (PNPM), LM3, DAK Kabupaten/Kota serta kegiatan-kegiatan yang langsung menyentuh masyarakat. Kegiatan itu seperti perbaikan infrastruktur, bantuan benih/bibit unggul yang dikemas dalam kegiatan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT), dan bantuan bibit ternak yang memerlukan pengawalan yang intensif sehingga berkelanjutan dari kegitan ini dapat dirasakan oleh masyarakat tani dan peternak di daerah secara berkesinambungan. (viv)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar