Rabu, 10 Juli 2013

Sasaran BKKBN, Turunkan Kelahiran di Keluarga Miskin

FOTO: IST
DUA JARI: Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalteng Kusnadi (paling kiri) saat bersama kontingen Kalteng mengacungkan dua jari simbol dua anak cukup di acara Harganas 2013, Kendari minggu lalu.




PALANGKA RAYA - Dari hasil Survei Demografi Keluarga Indonesia (SDKI) 2012 tercatat, rata-rata anak yang dimiliki satu keluarga di Indonesia masih berada di kisaran 2,3. Artinya rata-rata keluarga masih memiliki anak dua sampai 3 orang.

Padahal sasaran BKKBN berada dikisaran angka 2,1. Selain itu, hasil survei juga menyetakan rata-rata mereka yang memiliki miskin anak banyak adalah keluarga-keluarga miskin yang tidak terjangkau (pedalaman atau jauh dari akses informasi dan komunikasi). Dengan kata lain, mereka yang punya banyak anak berada di daerah pedesaan.

“Dari jumlah anak yang banyak ini, rata-rata mereka tinggal didaerah pedesaan, daerah yang kita namakan daerah galsitas, padahan kondisi ekonomi mereka sangat rendah, masih dibawah garis kemiskinan. Keluarga miskin inilah yang menjadi sasaran agar tidak punya banyak anak,” kata Kusnadi, Senin (1/7) di ruang kerjanya.

Ia menyebut, perubahan slogan BKKBN dari “Dua Anak Lebih Baik menjadi Dua Anak Cukup”  merupakan bentuk penegasan tentang manfaat keluarga berencana. Namun dalam penerapannya menjadi lebih tegas apalagi memaksa. Kembali diingatkannya, perubahan slogan ini Kusnadi merupakan ide Menteri Kesehatan RI Nafsiah Mboi. Ide tersebut disampaikan pada Rapat Kerja Nasional 2013 di Jakarta. Inilah yang terus dikumandangkan oleh BKKBN.

“BKKBN bertugas memberi penjelasan dan pemahaman kepada yarakat tentang manfaat KB, hingga ada perubahan pola pikir untuk mengelola keluarga yang ideal,” ucapnya.  


Secara umum, jumlah peserta KB di Kalteng tahun 2013 mencapai 307.180 kepala keluarga. Awal tahun 2013, jumlah peserta KB baru di Kalteng mencapai 93.015 orang. (sev)


Catatan: berita ini sudah terbit di Radar Sampit halaman Radar Palangka, 2 Juli 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar